FLORA DAN FAUNA
A. FLORA
1. Anggrek Tanah
Jenis flora
ini umum dijumpai di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, terutama di area bekas
terbuka yang tanahnya berbongkah dan berjenis latosol merah kekuningan. Kadang
spesies ini ditemukan tumbh berkompetisi dengan jenis paku resam.
2. Anggrek Bambu
Arundina graminofolia, tumbuh dianatara paku resam, jenis anggrek bambu ini mampu bertahan hidup di tanah latosol merah kekuningan, yang relatif miskin hara. Ia biasanya mekar ketika fajar menyingsing dan bertahan hanya seharian, sebelum layu di sore hari dan gugur di hari berikutnya. Di aktu yang pendek itu, serangga penyerbuk membantu bunga yang cantik ini memproduksi biji.
3. Bentangan Resam
Hamparan
paku resam (Greichenia linearis)
tampak mendominasi ruangan terbuka, yang dulunya adalah jalur angkut batu
granit dari tambang. Jenis paku pakuan ini sulit dibasmi, kecuali jika area
tumbuhannya dianungi pepohonan dan menjadi lebih lembap.
4. Etlingera sp
Dikenal dengan nama lokal Puar atau Kencong, vegetasi dari keluarga jahe jahean (Zingiberaceae) ini teramsuk tumbuhan yang masih dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Ia biasanya tumbuh berumpun di habitat yang lembab, kaya humus, dan berdrainase baik. Berbentuk menyerupai tulip, warna bunga kencong secara visual sangat memikat.
5. Melastoma sp
Bunga dan
perdu keduduk mudah ditemukan di tepi jalan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Tumbuhan ini berupa berbulu halus pada batang dan daunnya. Buahnya menjadi
sumber pakan burung. Sementara pucuk daunnya disukai satwa herbivora, terutama
tapir. Selain juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional masyarakat suku Talang
Mamak.
6. Calamus sp
Rotan
termasuk salah satu potensi yang dimanfaatkan sebagai hasil hutan bukan kayu
oleh masyarakat tradisional TNBT. Sebagaian jenis rotan juga dikonsumsi satwa
liar, seperti kancil.
Cendawan muka rimau adalah tanaman endemik Sumatra yang kini sudah sangat jarang dijumpai. Masyarakat tradisional melayu menyebutnya demikian, karena totalnya yang menyerupai loreng Harimau. Di kawasan Taman nasional Bukit Tiga Puluh, ia terletak di pedalaman hutan, yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Meski tampak aktraktif, cawan dinbagian tengah bunga karnivora ini sesungguhnya adalah perangkap untuk menarik serangga, dengan aroma busuknya yang khas. Selain itu, keuinkan bunga ini adalah kemunculannya yang bisa saja jauh dari batang tanaman inang, karena biji telah menginfeksi sistem perakaran sang inang.
8. Amorphophallus sp
Bunga bangkai adalah salah satu flagship spesies yang dapat dijumpai di pedalaman hutan TNBT. Pada bagian yang sepintas tampak seperti bonggol jagung, sekumpulan bunga berukuran kecil sesungguhnya tersembunyi dibalik perlindungan kelopak besar.
9. Johannesteijsmannia altifrons
Daun salo, sang, atau daun payung ini menjadi salah
satu vegetasi primadona TNBT. Termasuk jenis palem berdaun raksasa, tanaman ini
hidup di lereng bukit berhutan rapat di daerah Alim, Sanglap, hulu Sungai
Metah, dan hulu Sungai Malau. Menyukai tanah berseresah tebal dan berpori,
dengan kondisi lingkungan bervegetasi rapat, tumbuhan langka ini memiliki
sebaran terbatas, dari Sumatra bagian utara hingga Riau.
B. FAUNA
1. Hylobates agilis
Selain berperan penting
dalam regenerasi hutan hujan tropis karena fungsinya sebagai penyebar biji
bijian, keberadaan ungko menjadi indikator kesehatan hutan. Kawasan TNBT
menyediakan sumber pakan berlimpah bagi ungko. Primata terancam punah ini “membayarnya” dengan menjadi alarm alami
di pagi hari.
2. Anthereptes simplex
Burung madu polos dapat tinggal di berbagai jenis habitat, dari hutan bakau, rawa gambut, semak semak, hingga perkebunan. Ia dikenal sebagai agen penyerbuk yang efektif, selain serangga.
3. Dyrocopus javensis
Burung berjambul atraktif yang dikenal dengan sebutan
pelatuk ayam atau pelatuk terbang ini bisa dijumpai hingga di ranting pepohonan
hutan Bukit Lancang.
4. Eurylaimus ochromalus
Burung mungil bewarna cantik yang disebut sempur hujan darat ini mudah ditemukan di hutan meranti campuran, seperti kawasan TNBT. Di alam, tren populasinya terus menurun; kini berstatus Near Threatened (nyaris terancam punah) dalam daftar merah IUCN.
5. Dogania subplana
Labi labi hutan menghabiskan sebagian besar hidupnya di sungai-sungai kecil yang ternaungi, seperti di dalam hutan, atau dalam lumpur. Oleh masyarakat pedalaman, reptil nokturnal ini dimanfaatkan sebagai sumber protein.
6. Trimeresurus sumatranus
Meski termasuk dalam keluarga ular tanah, reptil
berbisa ini hidup arboreal ( di atas pohon). Warna dan corak kulit yang
menyerupai dedaunan mampu menyembunyikan - nya dari predator.
7. Merops viridis
Habitat alami burung pemakan lebah yang dikenal dengan nama lokal Kirik – Kirik Biru ini adalah hutan bakau tropis hingga sub-tropis. Di dalam kawasan TNBT, ia dapat ditemukan di jalur pendakian Bukit Tengkorak.
8. Megophyrs nasuta
Disebut katak tanduk karena ‘alis’ atau tonjolan runcing di atas kedua matanya. Selain itu, ia memiliki kepala yang cenderung lebih besar dari tubuh, dan berhidung panjang. Warna tubuh katak tanduk memudahkannya bersembunyi di lantai hutan, untuk menunggu serangga besar, siput, atau katak lain yang hendak disergap dan dimangsanya.
9. Kupu-Kupu
Serangga bersayap indah ini tak hanya tertarik pada bunga, tapi juga pakaian yang lembap oleh keringat. Terkadang, ia hinggap di tubuh kita untuk sekedar menitipkan sapa. Surga kupu-kupu, di tepi tepian Sungai Batang Gansal, beragam kupu dapat ditemukan hhinggap, menandai lingkungan yang masih terjaga dari pencemaran.